Friday, March 22, 2013

UNIC - Kawan

( 1 )
Kawan bertahun kita bersama
Bagai semalam baru bersua
Kawan dihadapan oh! Indahnya
Kita bersama berkelana

( ulang 1 )

Namun kita jauh di dunia sendiri
Bekalan sendiri(semangat sendiri) Impian sendiri
Meski pun jauh namun kita tetap bersama
Dek ruang yang memisahkan kita

Kawan hidup ini umpama langit yang tidak selalu cerah
Kawan hidup ini umpama awan yang tidak selalu putih
Ingatlah bintang-bintang di langit Takkan terus berkelipan
Ingatlah pelangi yang indah Pasti akan hilang

Kawan jangan biarkan dirimu
Seperti rama-rama
Cantik namun akhirnya menjadi perhiasan di dinding
Kawan jangan biarkan dirimu
Umpama lipan dan kala
Berbisa namun akhirnya menjadi perhiasan di meja tulis

Oh! Kawan jadilah seperti si matahari
Membakar diri demi insan sejagat
Oh! Kawan jadilah seperti bulan purnama
Menerangi malam yang gelap gelita
Menunjukkan jalan demi ummat semesta

Menunjukkan jalan demi ummat semesta ( 2X )

Thursday, March 21, 2013

UNIC-Satu Tekad

Berikan ku sebaris kata
Untuk ku susuri jalan gelita
Mentera keramat kata pujangga
Azimat yang bermakna

Di depan simpang bercabang tiga
Tak tau mana satu arahnya
Kanan kiri manusia berdusta
Mungkir pada yang Esa

Mungkin ku bukan watak utama
Dalam pentas lakonan dunia
Bimbang juga ku turut sama
Pastinya aku yang binasa

c/o:
Berikan aku pedoman
Arah mana jalan kehidupan
Untukku teruskan pengembaraan
Tak rebah dan tak tersalah langkah

Tunjukkan aku kawan
Simpang mana arah kejayaan
Timur, utara juga selatan
Atau arah matahari terbenam

Bersama menyusuri jalan
Para rasul nabi junjungan
Menuju ke puncak gemilang terbilang
Iman di dada mengiring langkah

Monday, November 23, 2009

Unic - Atas Nama Cinta

Tika mata di uji manisnya senyuman
Terpamit rasa menuju harapan
Dan seketika terlontar ke dunia khayalan
Hingga terlupa singgah perjalanan
Tersedar aku dari terlena
Dibuai lembut belaian cinta

Rela aku pendamkan impian yang tersimpan
Enggan ku keasyikkan
Ku sangka keindahannya merampas rasa cinta
Pada Dia yang lebih sempurna

Bukan mudah bernafas dalam jiwa hamba
Dan ku cuba menghindarkan pesona maya
Ternyata bukannya ku hadapinya
Andai bukannya menghukum mereka

Di atas nama cinta pada yang selayaknya
Ku nafikan yang fana
Moga dalam hitungan setiap pengorbanan
Agar disuluh cahya redhaNya

Biar sendiri hingga hujung nyawa
Asal tak sepi dari kasihNya
Kerna sesungguhnya hakikat cinta
Hanya Dia yang Esa

Di atas nama cinta pada yang selayaknya
Ku nafikan yang fana
Moga dalam hitungan setiap pengorbanan
Agar disuluh redhaNya

Serahkah hati ini dengan cinta hakikiki
Sehingga kurasai nikmatNya syurgaNya cintaNya

Tuesday, October 6, 2009

Menanti di Alam Barzakh

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,

Perjalanan Rohku,
Melengkapi Sebuah Kembara,
Singgah Di Rahim Bonda,
Sebelum Menjejak Ke Dunia,
Menanti Di Barzakh,
Sebelum Berangkat Ke Mahsyar,
Diperhitung Amalan,
Penentu Syurga Atau Sebaliknya,

Tanah Yang Basah Berwarna Merah,
Semerah Mawar Dan Jugak Rindu,
7 Langkah Pun Baru Berlalu,
Susai Talkin Penanda Syahdu,
Tenang Dan Damai Di Pusaraku,
Nisan Batu Menjadi Tugu,
Namun Tak Siapa Pun Tahu Resah Penantianku,

Terbangkitnya Aku Dari Sebuah Kematian,
Seakan Ku Dengari,
Tangis Mereka Yang Ku Tinggalkan,
Kehidupan Disini Bukan Suatu Khayalan x2
Tetapi Ia Sebenar Kejadian x2

Kembali Oh Kembli,
Kembalilah Kedalam Diri,
Sendirian Sendiri,
Sendiri Bertemankan Sepi,
Hanya Kain Putih Yang Membaluti Tubuhku,
Terbujur Dan Kaku,
Jasad Terbujur Didalam Keranda Kayu,

Ajal Yang Datang Dibuka Pintu ,
Tiada Siapa Yang Memberi Tahu,
Tiada Siapa Pun Dapat Hindari,
Tiada Siapa Yang Terkecuali,
Lemah Jemari Nafas Terhenti,
Tidak Tergambar Sakitnya Mati,
Cukup sekali Jasadku Untuk Mengulangi,

Jantung Berdenyut Kencang,
Menantikan Malaikat Datang,
Mengigil Ketakutan Gelap Pekat Dipandangan,
Selama Ini Diceritakan x2
Kini Aku Merasakan x2
Dialam Barzakh Jasad Dikebumikan x2

Ku Merintih, Aku Menangis,
Ku Meratap, Aku Mengharap,
Ku Meminta Dihidupkan Semula,
Agar Dapat Kembali Ke Dunia Nyata,

Sunday, October 4, 2009

Pemergianmu...Inteam

(Ya Rasulallah...)
Kau masih tersenyum mengubat lara
Selindung derita yang kau rasa
Senyuman yang mententeramkan
Setiap insan yang kebimbanganHakikatnya, tak tertanggung lagi derita
Di pangkuan isterimu Humaira?
Menunggu saat ketikanya
Diangkat rohmu bertemu Yang EsaTangan dicelup di bejana air
Kau sapu di muka mengurangkan pedih
Beralun zikir menutur kasihPada umat dan akhirat
Dan tibalah waktu ajal bertamu
Penuh ketenangan jiwamu berlalu
Linangan air mata syahdu
Iringi pemergianmu
Oh sukarnya untuk umat menerima
Bahkan payah untuk Umar mempercaya
Tetapi iman merelakan juaBahawa manusia ?kan mati akhirnya
Tak terlafaz kata mengungkap hiba
Gerhanalah seluruh semestaWalaupun kau telah tiada
Bersemarak cintamu selamanya
Ya RasulallahKau tinggalkan kami warisan yang abadi
Dan bersaksilah sesungguhnya
Kami merinduimu
Senilagu : Frizdan Senikata : Frizdan Hakcipta : Inteam Records Sdn. Bhd.Penerbit : Fizarahman Zainal Susunan Muzik : Firdaus Mahmud
Pengirim : munirah_smssm@hotmail.com

Monday, September 28, 2009

Inteam- De Heartty

dalam proses